Masjid Raya Al-Osmani Medan - Buat anda yang tinggal di sekitaran Medan, sudah pernah mengunjungi Masjid Raya Al-Osmani belum? Saya sendiri baru mengunjunginya beberapa hari yang lalu tepatnya 01 Maret 2014. Konon, masjid ini adalah Masjid tertua di Kota Medan peninggalan bersejarah dari kesultanan Deli pada abad ke 19. Inilah yang membuat saya dan teman saya Karim penasaran untuk mengunjungi Masjid Raya Al-Osmani Medan ini. kebetulan kami sampai di masjid Al-Osmani sekitar pukul 18.25, jadi saya sempat mengambil beberapa photo masjid ini dalam keadaan terang, dan tidak berapa lama Adzan maghrib pun berkumandang, sehingga saya dan karim berkesempatan untuk Solat Maghrib di Masjid Al-Osmani.
Masjid Raya Al-Osmani Medan berlokasi di jalan Yos Sudarso KM 17,5 Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan Sumatera Utara. Sekitar 20 Km sebelah Utara kota Medan kearah Pelabuhan Belawan. Masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Labuhan, karena lokasinya yang terletak di Medan labuhan. Seperti peninggalan kerajaan Deli Lainnya, contohnya Istana Maimun Medan, Masjid Al-Osmani memiliki warna dan bentuk arsitektur yang hampir sama. Yaitu memiliki warna bangunan yang didominasi warna Kuning yang merupakan warna kebesaran kesultanan Melayu. Masjid Raya Al-Osmani memiliki perpaduan bangunan Timur Tengah, India, Spanyol, Melayu dan China.
Masjid Raya Al-Osmani dibangun pada 1854 oleh Raja Deli ketujuh, yakni Sultan Osman Perkasa Alam dengan menggunakan bahan kayu pilihan. Kemudian pada 1870 hingga 1872 masjid yang terbuat dari bahan kayu itu dibangun menjadi permanen oleh anak Sultan Osman, yakni Sultan Mahmud Perkasa Alam yang juga menjadi Raja Deli kedelapan. Masjid Raya Al-Osmani awalnya hanya berukuran 16x16 meter. ketika direnovasi oleh sultan Mahmud Rasyid, ukuran diperluas menjadi 26x26 meter. Setelah mengalami beberapa kali renovasi , saat ini luas masjid dan halamannya mencapai satu hektar, dengan luas bangunan induk 30x40 meter. Berikut ini lintasan sejarah singkat Masjid Raya Al-Osmani
Masjid Raya Al-Osmani Medan berlokasi di jalan Yos Sudarso KM 17,5 Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan Sumatera Utara. Sekitar 20 Km sebelah Utara kota Medan kearah Pelabuhan Belawan. Masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Labuhan, karena lokasinya yang terletak di Medan labuhan. Seperti peninggalan kerajaan Deli Lainnya, contohnya Istana Maimun Medan, Masjid Al-Osmani memiliki warna dan bentuk arsitektur yang hampir sama. Yaitu memiliki warna bangunan yang didominasi warna Kuning yang merupakan warna kebesaran kesultanan Melayu. Masjid Raya Al-Osmani memiliki perpaduan bangunan Timur Tengah, India, Spanyol, Melayu dan China.
Masjid Raya Al-Osmani dibangun pada 1854 oleh Raja Deli ketujuh, yakni Sultan Osman Perkasa Alam dengan menggunakan bahan kayu pilihan. Kemudian pada 1870 hingga 1872 masjid yang terbuat dari bahan kayu itu dibangun menjadi permanen oleh anak Sultan Osman, yakni Sultan Mahmud Perkasa Alam yang juga menjadi Raja Deli kedelapan. Masjid Raya Al-Osmani awalnya hanya berukuran 16x16 meter. ketika direnovasi oleh sultan Mahmud Rasyid, ukuran diperluas menjadi 26x26 meter. Setelah mengalami beberapa kali renovasi , saat ini luas masjid dan halamannya mencapai satu hektar, dengan luas bangunan induk 30x40 meter. Berikut ini lintasan sejarah singkat Masjid Raya Al-Osmani
- Tahun 1854 didirikan Dengan bahan kayu pilihan pada zaman Sultan Osman Perkasa Alam
- Tahun 1870-1872 dibangun menjadi bangunan permanen oleh Sultan Mahmud Perkasa Alam
- Tahun 1927 Direnovasi oleh Deli MAATCHAPPIJ
- Tahun 1963-1964 Direnovasi oleh T.Burhanuddin Dirut Tembakau Deli-II
- Tahun 1977 Direnovasi dari dana bantuan Presiden RI dimasa Walikotamadya KDH, TK II Medan H.M Saleh Arifin
- Tahun 1991-1992 Pemugaran atas Prakarsa H. Bachtiar Djafar Walikotamadya KDH TK II Medan
Masjid Al-Osmani Medan menurut saya begitu terlihat megah dan mempesona. Denah bangunan utama berbentuk segi empat, dengan atap kubah tunggal bersegi delapan yang indah dan megah terbuat dari tembaga. Kubah tersebut bertumpu pada dinding tumpu yang bersegi delapan pada bagian atasnya, sesuai dengan bentuk kubah, dan bersegi empat pada bagian bawahnya. Ukiran-ukiran atau ornamen di Pnitu maupun disudut bangunan juga terlihat bagus semakin memperkuat kesan banguan bersejarah Melayu.
Saat ini Masjid Raya Al-Osmani selain tempat beribadah masjid ini juga dipakai sebagai tempat peringatan dan perayaan hari besar keagamaan dan tempat pemberangkatan menuju pemondokan jamaah haji yang berasal dari Medan Utara. Di halaman sekitar Masjid Al-Osmani juga terdapat lima makam raja deli yang dikuburkan yakni Tuanku Panglima Pasutan (Raja Deli IV), Tuanku Panglima Gandar Wahid (Raja Deli V), Sulthan Amaluddin Perkasa Alam (Raja Deli VI), Sultan Osman Perkasa Alam, dan Sulthan Mahmud Perkasa Alam.
Nah, bagaimana dengan anda yang belum pernah singgah di Masjid Al-Osmani, tertarik kah untuk datang? Demikianlah Artikel singkat tentang Masjid Raya Al-Osmani Medan Sumatera Utara, Semoga bermanfaat dan menambah daftar Wisata Religi anda.
Referensi :
Referensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Al-Osmani
- http://melayuonline.com/ind/history/dig/338/masjid-al-osmani
Sudah bberapa kali di renovasi sih, tapi bentuknya tidak berubah bentuk utama seperti aslinya jaman dahulu,,
BalasHapus