Khutung Khampak, Zamzam kecil dari tanah Alas - Perjalanan saya di kutacane kemarin menjadi titik awal rasa penasaran terhadap khutung khampak, awalnya saya melihat orang-orang menaiki becak bermotor dan menjual air mineral kerumah-rumah di sekitar kecamatan bambel dan lawe sumur.
Di tempat tinggal saya , orang-orang seperti ini menjual air mineral dari usaha penyulingan setempat dan memasarkannya dengan galon-galon air dengan kendaraan betor atau konsuman langsung ketempat penyaringan. Namun disini saya tidak menemukan galon-galon air tersebut, hanya 20 dirigen putih yang diangkut betor tersebut tanpa label unit usaha yang ada ,hanya tertulis sebuah pamplet kecil “khutung khampak” di bagian depan betor tersebut.
Selain mata air yang indah, lawe sumur juga punya scene yang menawan , deretan pegunungan yang mengelilingi tempat ini , menjadikan kutacane dan sekitarnya seperti dasar kuali dan bukit-bukit inilah dindingnya. Kutacane dan lawesumur sama-sama terletak dilembah yang dihiasi anak-anak sungai alas, sungai kebanggaan masyarakat aceh tenggara.
Sites : www.abdulkarim.web.id
Di tempat tinggal saya , orang-orang seperti ini menjual air mineral dari usaha penyulingan setempat dan memasarkannya dengan galon-galon air dengan kendaraan betor atau konsuman langsung ketempat penyaringan. Namun disini saya tidak menemukan galon-galon air tersebut, hanya 20 dirigen putih yang diangkut betor tersebut tanpa label unit usaha yang ada ,hanya tertulis sebuah pamplet kecil “khutung khampak” di bagian depan betor tersebut.
Para penduduk lawe sumur yang mengais rizky melalui mata air ini |
Air zamzam berasal dari mata air pilihan di Makkah, setiap hari orang-orang dari seluruh dunia merasakan manfaat air ini dan membawanya sebagai oleh-oleh atau pelepas haus dahaga . Keunikan yang terjadi pada air ini adalah sumber air yang tidak pernah habis dan kering. Tampaknya simulasi zam-zam yang unik ini juga bisa kita temui pada salah satu mata air di lawe sumur, aceh tenggara hanya berjarak 10 menit dari pusat kuta cane. , air ini tidak hanya menjadi kebutuhan masyarakat alas yang berdomisili sekitar namun disana juga terdapat potensi wisata yang belum banyak terserap secara intens. Mereka menyebut Mata air ini dengan “Khutung Khampak” .Usut punya usut , air tersebut bukan berasal dari galon penyulingan air , melainkan berasal dari sebuah mata air yang langsung mengalir dibawah pohon durian disebuah tempat di Lawe Sumur, kutacane. Airnya terasa sedikit manis dan segar. Bahkan kata penduduk sekitar air ini bisa bertahan hingga satu bulan untuk dikonsumsi tanpa ada perubahan pada warna dan rasa.
Setiap hari ratusan bahkan mungkin ribuan dirigen diisi oleh mata air ini. Namun seperti layaknya air zamzam , Khutung Khampak tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa air ini akan habis. Setelah para penduduk selesai ini mengisi air di dirigen – dirigen mereka, air ini langsung di pasarkan ke masyarakat kutacane untuk diminum , tanpa filterisasi. Menurut salah-satu penjual , mereka sudah percaya kualitas khutung khampak. Rasanya enak dan sedikit manis. Kabarnya sudah ada orang yang menguji kadar bakteri di sini dan hasilnya nihil, air ini tinggi akan mineral dan sudah difilter secara alami dibawah tanah. Maka walau tanpa proses filterisasipun tidak ada warga yang takut sakit perut hanya karena meminum air yang belum dimasak ini.
2 durian besar yang berada di Lokasi Ini |
Secara etnimologi , Khutung Khampak berasal dari bahasa alas , khutung berarti durian sementara khampak rimbun atau lebat. Memang ada 2 pohon durian besar disini, dan dari bawah akar durian inilah mengalir mata air jernih tersebut. Kemudian diteruskan pengelola menjadi beberapa bagian, sebagaian untuk minum dan sebagian untk mandi dan kolam resapan yang juga bisa digunakan untuk mandi oleh anak-anak sekitar. Sebenarnya khutung khampak merupakan lahan yang dimiliki secara pribadi oleh salah seorang warga yang ada di Lawe Sumur.
Menurut kepercayaan , sang pemilik tidak boleh mengkomersilkan mata air ini, semua orang bisa mengambilnya tanpa dipungut retribusi. Dan khusus untuk pengecer air dirigen merupakan anggota-anggota khusus dari lawe sumur, mereka adalah penduduk setempat yang mengais rezeki dari mata air ini. Sang pemilik hanya menyediakan kotak infak yang dapat diisi secara suka rela . menurut insan, salah seorang penduduk setempat pernah air ini sempat mengering hanya karena pernah dikomersilkan oleh pengelola. Untuk menjaga kelestarian maka khutung khampak biarlah menjadi mata air asri tanpa banyak intervensi pihak luar. Dari penduduk untuk penduduk, kira-kira begitulah gambaran yang di Inginkan.
Menurut kepercayaan , sang pemilik tidak boleh mengkomersilkan mata air ini, semua orang bisa mengambilnya tanpa dipungut retribusi. Dan khusus untuk pengecer air dirigen merupakan anggota-anggota khusus dari lawe sumur, mereka adalah penduduk setempat yang mengais rezeki dari mata air ini. Sang pemilik hanya menyediakan kotak infak yang dapat diisi secara suka rela . menurut insan, salah seorang penduduk setempat pernah air ini sempat mengering hanya karena pernah dikomersilkan oleh pengelola. Untuk menjaga kelestarian maka khutung khampak biarlah menjadi mata air asri tanpa banyak intervensi pihak luar. Dari penduduk untuk penduduk, kira-kira begitulah gambaran yang di Inginkan.
Mandi bersama anak-anak Lokal |
Saat saya mengunjungi tempat ini, saya juga sempat mandi dikolam resapan yang menjadi pembuangan mata air terakhir. Kolam seperti telaga dan air nya terasa segar. Banyak anak-anak yang asyik berenang menikmatinya disini. Saya pun tidak membuang-buang waktu dan langusung menceburkan diri untuk merasakan segarnya...byur...
Mandi di Lawe Sumur |
Sawah-sawah dan kolam-kolam penduduk kontras dengan pegunungan bukit barisan yang berbaris mengitari mata kita. Sungguh indah nan elok negeri sepakat segenep ini. So, kapan kalian akan kemari?. Demikianlah cerita perjalanan saya tentang Khutung Khampak, Zamzam kecil dari tanah Alas, semoga bermanfaat dan menambah referensi perjalanan wisata anda. ^_^..
Contributor By : Abdul karimSites : www.abdulkarim.web.id
Indahnya kehidupan di desa. Saya sangat suka dan berharap kelak bisa memberli rumah di desa. TFS mas.
BalasHapusSaya harap, kelak bisa travelling ke sana.
Aamiin,, semoga dapat terlaksana keinginannya mbak.,
HapusTerima kasih juga sudah mau mampir dan berkomentar disini mbak. :)
alam desa memang menyenangkan dan menyegarkan
BalasHapusBener banget mbak,,,,, :)
Hapusmau tinggal di desa sperti itu mbak? :)