Wisata Sejarah Sopo Guru Tatea Bulan di Samosir - Melanjutkan perjalanan di Pulau Samosir, setelah dari Objek Wisata Aek Sipitu Dai, kini kami berlanjut ke arah gunung Pusuk buhit. “Pusuk Buhit” puncak tertinggi yang terletak di Desa Limbong-Sagala, Kecamatan Sianjur Mula-mula, Kabupaten Samosir, berjarak sekitar 15 km dari Pangururan. Salah satu tempat yang yang ternyata menyimpan banyak cerita bersejarah Samosir. Menurut kepercayaan masyarakat Batak, pada abad XII, Pusuk Buhit dianggap sebagai tempat asal muasal seluruh Suku Batak. Dalam perkembangannya, nenek moyang Suku Batak menyebar ke delapan penjuru mata angin, yakni; Purba, Anggoni, Dangsina, Nariti, Pastia, Mangadia, Utara, Irisanna atau dari Timur higga Timur Laut (baca; hingga seluruh dunia). Berada di kawasan ini, seakan berada di sebuah tempat dan jaman yang berbeda.
Pusuk Buhit sebagai tempat turunnya Si Raja Batak yang pertama, diutus oleh Mulajadi Nabolon atau Tuhan Yang Maha Esa untuk mengusai tanah Batak. Disanalah Raja Batak memulai kehidupannya. Dalam silsilahnya, Raja Batak memiliki dua orang anak sebagai pembawa keturunan atau marga dan menjaga martabat keluarga. Kedua putra Raja Batak itu bernama Guru Tatea Bulan dan Raja Isombaon. Selanjutnya Guru Tatea Bulan memiliki lima orang putra dan lima orang putri. Kelima putranya bernama; Raja Uti (tidak memiliki keturunan), Sariburaja, Limbong Mulana, Sagala Raja dan Silau Raja. Dari keturunan mereka lah asal muasal semua marga-marga Batak muncul dan menyebar ke seluruh penjuru.
Sopo Guru Tatea Bulan atau Rumah Guru Tatea Bulan (Keturunan Pertama Raja Batak) yang dibangun tahun 1995 oleh Dewan Pengurus Pusat Punguan Pomparan Guru Tatea Bulan. Bangunan ini terdapat di Bukit Sulatti (di bawah Pusuk Buhit), dan di dalam bangunan terdapat sejumlah patung keturunan Raja Batak berikut dengan patung sejumlah kendaraan si Raja Batak dan pengawalnya. Kendaraan itu antara lain naga, gajah, singa, harimau dan kuda. Jejak sejarah di Tanah Batak itu yang sering dilupakan pemerintah.
Pusuk Buhit sebagai tempat turunnya Si Raja Batak yang pertama, diutus oleh Mulajadi Nabolon atau Tuhan Yang Maha Esa untuk mengusai tanah Batak. Disanalah Raja Batak memulai kehidupannya. Dalam silsilahnya, Raja Batak memiliki dua orang anak sebagai pembawa keturunan atau marga dan menjaga martabat keluarga. Kedua putra Raja Batak itu bernama Guru Tatea Bulan dan Raja Isombaon. Selanjutnya Guru Tatea Bulan memiliki lima orang putra dan lima orang putri. Kelima putranya bernama; Raja Uti (tidak memiliki keturunan), Sariburaja, Limbong Mulana, Sagala Raja dan Silau Raja. Dari keturunan mereka lah asal muasal semua marga-marga Batak muncul dan menyebar ke seluruh penjuru.
Sopo Guru Tatea Bulan atau Rumah Guru Tatea Bulan (Keturunan Pertama Raja Batak) yang dibangun tahun 1995 oleh Dewan Pengurus Pusat Punguan Pomparan Guru Tatea Bulan. Bangunan ini terdapat di Bukit Sulatti (di bawah Pusuk Buhit), dan di dalam bangunan terdapat sejumlah patung keturunan Raja Batak berikut dengan patung sejumlah kendaraan si Raja Batak dan pengawalnya. Kendaraan itu antara lain naga, gajah, singa, harimau dan kuda. Jejak sejarah di Tanah Batak itu yang sering dilupakan pemerintah.
Rumah yang berdiri di atas bukit ini didesain dari kayu dan tangga dari batu tetapi atapnya tetap terbuat dari ijuk. Namun yang lebih penting lagi adalah ketika ingin masuk dan memperhatikan lebih detail lagi seluk beluk rumah ini, maka Anda harus melepaskan sandal maupun sepatu.
Secara lebih detail di Sopo Guru Tatea Bulan akan kita temukan patung-patung keturunan Siraja Batak, seperti Patung Saribu raja sepasang dengan istrinya, Patung keturunan Limbong Mulana, Patung Segala Raja serta Patung Silau Raja. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Batak marga-marga yang ada sekarang ini berasal dari keturunan Siraja Batak.
Saat berada disini ada penjaga atau orang bisa menceritakan sejarah tentang silsilah keluarga Siraja Batak pada masa dulu, namun saat saya disini, beliau menjelaskan kepada wisatawan dengan bahasa batak yang kebetulan pengunjung itu mengerti bahasa batak dan saya sendiri tidak mengerti.., heheheh. Cerita Sejarah tentang awal mula perkampungan Batak memang selalu menarik untuk disimak.
Selanjutnya, jika kita kembali menaiki keatas bukit menuju puncak Pusuk Buhit, kita akan menemukan batu yang bertuliskan bahwa anda sedang berada di Perkampungan Si Raja Batak Sigulatti. Pemandangan Danau danau Toba dan Samosir sangat luar biasa dilihat dari sini, anda juga bisa melihat pemandangan hijau persawahan, serta air terjun-air terjun yang mengalir dari balik-balik bukit danau toba.
Dan di Perkampungan Si Raja Batak Sigulatti ini tengah dibangun Gedung Pusat Informasi Geopark Kaldera Toba, yang dibangun oleh dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir. yang nantinya berfungsi untuk memberikan semua informasi tentang Danau Toba, termasuk objek wisata di Danau Toba, serta samosir, dan menjaga kelestarian dari Objek wisata yang ada di Danau Toba.
Tidak Jauh dari Wisata Sejarah Sopo Guru Tatea Bulan, kita akan menemukan Objek Wisata Batu Hobon. Nah untuk mengetahui silahkan baca artikel Saya selanjutnya tentang Objek Wisata Batu Hobon ini. Demikian cerita perjalanan singkat saya tentang Wisata Sejarah Sopo Guru Tatea Bulan di Samosir, semoga bermanfaat. ^_^...
Referensi : batakblogforall.blogspot.com
liputannya keren bang cuma gambarnya kurang gede-gede bang biar puas liatnya bang :) horas
BalasHapusmakasih bang,,, HOrass...!!!
Hapuspotonya bagus-bagus, budaya yang harus tetap dilestarikan oleh para muda-mudi kita
BalasHapusBener sekali tuh,... :)
Hapusmin mau nnya, untuk berkunjung ke Wisata Sejarah Sopo Guru Tatea Bulan di Samosir itu perlu ke kepala Adatnya dulu gak ya? soalnya itu tempat yang masih terbilang kuat hukum Adatnya?
BalasHapusTidak usah,, langsung saja datang, karena disana ada guide lokal yang akan menjelaskan sejarahnya.
Hapus