Pendakian Gunung Pusuk Buhit, Antara Goresan Luka dan Keindahan Samosir - Hi, teman-teman.. ini kali pertama saya nulis di blog. Perkenalkan nama saya Essi dan kali ini dapat kesempatan buat nulis di blog MEDAN WISATA yang adminnya temen saya sendiri. Hehe.. Saya mau berbagi sedikit pengalaman liburan kemarin, tepatnya tanggal 16 - 18 Mei 2015. Setelah memilih dan menimbang, akhirnya saya memutuskan untuk mengisi liburan dangan mengikuti trip ke Pusuk Buhit. Sebenarnya awal tahun 2015 kemarin saya sudah pernah berkeliling pulau Samosir , tapi belum sempat ke Pusuk Buhit. Itu yang membuat saya sangat antusias untuk mengikuti trip kali ini. Di dukung waktu liburan yang memadai akhirnya saya pun ikut bersama beberapa rekan-rekan Komunitas Pecinta Amal yang ada di Medan dan sekitarnya.
Gunung Pusuk Buhit, yang dikenal sebagai gunung suci bagi orang Batak karena konon dulunya di Pusuk Buhit Merupakan tempat turunnya si Raja Batak. Pusuk Buhit juga dikenal dengan sebutan Gunung Toba. memiliki ketinggian mencapai 1.500 mdpl dan 1.077 dari permukaan Danau Toba. Ini adalah perjalanan kedua saya ke pulau Samosir, melihat keindahan danau Toba dari sisi yang berbeda. Samosir punya banyak cerita tersendiri, keindahan alam yang sulit dilukiskan dengan kata-kata, memaksa kita untuk datang dan melihat langsung seperti apa keindahan yang ditawarkan di Samosir.
Jum'at 16 Mei 2015, Perjalanan kami di mulai dari titik kumpul di depan gereja Simpang Pos. Pukul ± 21.30 wib. kami memulai perjalanan setelah sebelumya melakukan doa terlebih dahulu. Sekitar 18 sepeda motor atau 35 orang yang ikut dalam rombongan. Perjalanan malam hari yang dipilih dan menggunakan sepeda motor, tidak menyurutkan niat saya untuk menginjakkan kaki di Pusuk Buhit. Jalur yang kami lalui yaitu dari Berastagi, Sidikalang dan Tele. Angin dingin dan udara malam yang sangat khas pegunungan membuat kami harus berhenti sejenak untuk menghangatkan tubuh dan mengisi bensin kendaraan. Tak lama kami berhenti, lalu kami kembali melanjutkan perjalanan.
Tidaklah mudah melakukan perjalanan jauh dengan sepeda motor di malam hari. Sampai akhirnya kami menghentikan perjalanan di SPBU Sumbul, dekat Taman Iman sekitar pukul 04.00 dini hari untuk beristirahat sejenak dan mengisi perut. Sabtu, 17 Mei sekitar Pukul 07.00 kami melanjutkan perjalanan kembali, dan ini perjalanan yang sesungguhnya. Dengan kondisi badan dan perut yang sudah memadai, kami melaju dengan penuh semangat.
Belum jauh perjalanan yang kami tempuh, saya terjatuh dari sepeda motor karena jalan yang awalnya mulus kemudian berubah menjadi jalan berkerikil yang membuat teman saya terkejut dan ngerem mendadak. Alhasil saya harus melanjutkan perjalanan dengan kaki berdarah. Sebelum sampai di Desa Sianjur Mula-mula, kami menyempatkan mampir di Menara Pandang Tele, Tak lama kami pun melanjutkan Perjalanan. Selama perjalanan jalanan cukup bagus meski terdapat lubang di beberapa ruas jalan, setelah dari menara tele, melewati beberapa desa sebelum akhirnya sampai di desa Sianjur Mula Mula. Kami pun disambut oleh warga yang ramah tamah yang merupakan ciri khas warga Indonesia ku tercinta. Disini kami makan siang, mempersiapkan fisik, mempersiapkan perlengkapan camping dan semua keperluan di atas gunung. disini juga kami menitipkan kendaraan kami.
Sekitar pukul 14.00 kami memulai pendakian. Track yang terjal, bebatu dan berlalang membuat saya yang cedera kesusahan untuk berjalan. Tapi itu tidak menyurutkan niat saya untuk sampai ke puncak, walau sempat menyerah dan putus asa untuk tidak melanjutkan perjalanan. Seorang teman menawarkan untuk membawakan ransel saya dan menemani saya berjalan perlahan. Belum saja sampai di puncak, mata sudah di manjakan dengan pemandangan yang menakjubkan. Hamparan dataran tinggi yang hijau dengan air terjun yang keluar dari setiap celah perbukitan, membuat saya semakin berdecak kagum dengan kekuasaan Allah SWT.
Photo By : Bang Arif (Album Facebook) |
Photo By : Bang Arif (Album Facebook) |
Minggu, 17 Mei 2015, sekitar Pukul 09.00 kami sudah siap turun. Di perjalanan turun saya melihat tempat keramat dimana warga meletakkan sesaji. Kemudian teman-teman melanjutkan perjalanan ke atas untuk melihat pemandangan dari atas dan melihat makam keramat, tapi saya tidak ikut karena kondisi kaki yg masih sakit. Walau begitu demi melihat keindahan Alam yang luar biasa, saya menahan sedikit rasa sakit untuk bisa memanjat pohon untuk melihat keindahan Danau Toba. Dari sini saya bisa melihat Gunung Barus, Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung meskipun terlihat sangat kecil. Sambil memandang pemandangan yang ada di depan saya, tak henti-hentinya saya mengucapkan rasa kagum kepada sang Pencipta. dan tidak salah mereka memberi slogan untuk Samosir “NEGERI INDAH KEPINGAN SURGA” karena memang benar-benar indah.
Perjalananan mengelilingi Samosir selalu menghadirkan pengalaman yang tak terlupakan, memberi banyak pelajaran tentunya. Buat kalian yang menjelajahi Pulau Samosir selalu siapkan diri dan kesehatan kalian, sesungguhnya mengelilingi Samosir untuk melihat berbagai objek wisata yang ada, mungkin tidak akan cukup dalam 3 harian, karena disana ada puluhan objek wisata mulai dari Wisata Alam, wisata sejarah dan Budaya, serta kulinernya. Demikianlah tulisan in tentang Pendakian Pusuk Buhit, Antara Goresan Luka dan Keindahan Samosir, semoga dapat mengispirasi teman-teman dan semoga bermanfaat. .. Arigatou gozaimatsu..
Contributor by : Essie Yuriko
wih bagus banget viewnya jadi pengen naik gunung
BalasHapusmampir2lah ke blog ala-ala gue di www.travellingaddict.com
ok mass,,,, segera meluncur,, :)
Hapusmin kirim salam ama kakak essi yaa :)
BalasHapussemoga kak essi nya baca salam dari abang ya,, :D
Hapusnice view
BalasHapusmaaf min,tau alamat pos pengamatan gunung pusuk bukit g yg dri PVMBG?
BalasHapuswahhm,, maav yuda, saya juga kurang tahu nih soal itu,, :)
HapusMin, tempat penitipan kendaraan nya tepat nya dimana nya ya? Dirumah warga atau di tempat berupa posko? Terus keamanan nya gimana?? Terimakasih ��
BalasHapusdrumah warga saja.. kalau sudah dirumah warga biasanya aman.
Hapus