Trip Cadas Sampuren Lau Cingkam dan Goa Cendet Liang - Trip kali ini diadakan dalam rangka mengisi liburan akhir tahun pada tanggal 23 – 25 desember 2015 oleh kami dari anggota Telapak Sumut Adventure (TSA) yang sebagian besar anggotanya pergi berpetualang ke Gn. Kerinci, Jambi. Pada tanggal 23 desember sekitar jam 10 malam saya bersama komunitas Telapak Sumut Adventure (TSA) bekumpul di basecamp bertempat di jalan Ardagusema, Delitua untuk memberi semangat kepada teman – teman lainnya yang akan melakukan perjalanan jauh menuju kota Jambi. Selepas itu barulah kami memulai perjalanan Trip kami yang tujuan awalnya ingin mengeksplor sebuah Air terjun, sebut saja nama air terjun tersebut Sampuren Lau Cingkam.
Perjalanan ini dibagi dalam dua waktu yaitu pagi dan malam, bagi yang melakukan perjalanan malam akan singgah dan camping di Bukit Sipiso – piso, sedangkan yang perjalanan pagi akan menyusul ke lokasi camping. Sekitar pukul 11 malam kami memulai perjalanan dengan ditemani oleh indahnya rembulan malam yang sedang bersinar dengan terangnya, serta taburan bintang – bintang di gelapnya langit malam. Setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam tibalah kami di lokasi camping pertama yaitu bukit sipiso-piso.
Setelah melihat disekeliling dan menentukan tempat, kami mulai mendirikan tenda untuk tempat kami menghabiskan malam yang dingin didalam tenda, serta menyiapkan diri untuk perjalanan esok hari. Ketika bulan sedang terang benderang dengan bulat sempurna, disekeliling bulan akan terlihat pelangi yang sangat indah mengitarinya, ditambah lagi dengan kabut di malam itu semakin menambah keindahan bulan kala itu. Tetapi, disaat yang sama udara malam akan semakin dingin, setiap kali bulan benderang maka udara malam akan terasa sangat dingin menusuk kedalam tulang.Untuk beberapa saat kami berada diluar tenda sekedar meminum kopi atau teh sebagai usaha menghangatkan tubuh yang dilanda dinginnya angin malam.
Begitu pagi tiba, kami bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Sebagian dari kami menyiapkan makanan untuk sarapan dan sebagian lainnya membereskan tenda. Setelah selesai sarapan dan menyusun perlengkapan, sambil menunggu teman yang lain datang kami menikmati keindahan danau toba dari puncak bukit sipiso – piso dengan bercanda dan berpoto ria sekedar untuk mengabadikan moment yang ada.
Sekitar pukul 11 siang tepatnya tanggal 24 desember 2015, teman lainpun tiba di lokasi camp kami. Setelahnya kamipun melanjutkan perlajanan panjang menuju ke sampuren lau cingkam yang letaknya berada di kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Perkiraan awal perjalanan ini akan dapat ditempuh dala waktu 3 jam tetapi pada kenyataannya kami harus menempuh perjalanan selama 6 jam. Sungguh perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan tubuh. Setelah jauh berjalan, bertanya dan menyusuri jalanan desa yang menanjak dan menuruni bukit – bukit, tibalah kami di desa Gunung Stember Kecamatan Stember ,Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
Sesampainya didesa tempat beradanya lokasi yang kami tuju, kami masih tetap bertanya petunjuk arah kepada warga desa. Ketika sedang bertanya kepada seorang bapak penjual buah durian, bapak tersebut menjelaskan arah mana yang harus kami tuju serta mengatakan bahwa disekitaran desa tersebut juga terdapat sebuah goa yang bernama Goa Cendet Liang. Dari sekedar bertanya kemudian kami sedikit berbincang – bincang sambil menyantap buah durian yang baru jatuh dari pohonnya.
Seusai menyantap buah durian, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju sampuren lau cingkam. Kurang lebih sejam perjalanan, tibalah kami di lokasi sampuren tersebut. Lokasi yang sangat curam membuat kami tidak dapat turun kebawah dengan menggunakan sepeda motor kami, maka kami memutuskan untuk mendirikan tenda disekitaran lokasi yang berada di kebun coklat milik warga dikarenan hari sudah mulai gelap. Untuk pertama kalinya kami semua merasakan betapa nikmatnya camping diarea perkebunan seperti ini. Udara yang bersahabat, sunyi, sepi, dan nyaman untuk ditempati. Seluruhnya kami bisa merasakan nikmatnya tidur malam di dalam tenda. Malam itu cuaca cukup bersahabat hanya sedikit gerimis menemani malam itu.
Pagipun tiba, kami semua terbangun dengan perasaan senang dikarenakan dapat tidur dengan sangat nyenyak walau tidur didalam tenda dan di atas tanah yang miring. Malam itu malam pertama kami dapat tidur dengan nyenyak di dalam tenda, berbeda dengan biasanya yang selalu kedinginan disini malah terasa sangat nyaman. Setelah sarapan dengan nasi dan masih dengan buah durian kamipun mulai bersiap – siap untuk turun kebawah menuju lokasi sampuren lau cingkam. Perjalan kebawah bisa dikatakan sangat terjal, jalanan menurun yang sangat jauh.
Walaupun medannya yang terjal, tetapi semua terbalaskan setelah kami tiba di lokasi. Sebuah sampuren yang sangat indah dengan bebatuan membentuk seperti tangga – tangga membuatnya semakin terlihat indah. Sangking indahnya, kami sampai lupa waktu dibuatnya. Bermain air, berpoto, bersenang – senang dengan teman, tak ada hal lain yang akan membuatnya lebih indah lagi.
Setelah puas bermain dengan air kamipun kembali keatas untuk bersiap–siap menuju lokasi selanjutnya, yaitu Goa Cendet Liang. Lokasi goa tersebut tidak begitu jauh dari sampuren ini. Sekitar 30 menit waktu yang dibutuhkan untuk menuju kelokasi goa dengan menggunakan sepeda motor. Setelah sampai pada titik dimana kita harus berjalan kaki menuju mulut goa, kami menyiapkan seluruh peralatan dan berjalan kaki menuju ke goa. Perjalanan hanya membutuhkan waktu beberapa menit, tidak terlalu jauh dan jalanan yang tidak terlalu sulit untuk dilalui.
Begitu sampai pada mulut goa, kami diminta oleh seorang teman yang juga warga desa untuk melepaskan alas kaki kami dikarenakan jalanan didalam goa yang sangat licin. Setelah melepas alas kaki dan barang–barang, kami mulai menyusuri dalam goa. Digelapnya goa dengan diterangi cahaya senter kami masih dapat melihat betapa indah dan menakjubkannya goa itu. Dinding–dinding batu yang kokoh, lubang–lubang pada sisi samping dan atas goa, dengan tetesan air serta suara dari kelelawar menambah keindahan goa dan keingintahuan kami akan goa tersebut.
Setelah berjalan cukup jauh menuju ujung goa, ada beberapa teman yang meminta untuk kembali, jadi hanya sebagian dari kami yang melanjutkan penjelajahan goa ini. Tetapi, yang sangat disayangkan adalah dikarenakan kondisi goa yang sudah tidak diperhatikan jalanan menuju ujung tertutup oleh pasir yang terbawa oleh arus air di dalam goa. Dengan sangat terpaksa kami harus kembali ke mulut goa dan meninggalkan rasa penasaran di hati kami akan keindahan lain dari sisi goa tersebut.
Sebenarnya goa cendet liang ini sudah pernah dipublikasikan oleh warga sekitaran desa, tetapi mungkin dikarenakan suatu alasan goa ini jadi tidak diperhatikan lagi, sehingga jalanan didalamnya tertutup. Warga desa gunung stember berniat untuk membuka kembali tempat pariwisata sampuren dan goa ini. Setelah beberapa saat berbincang – bicang tentang hal itu, kamipun memohon ijin untuk segera kembali ke Medan. Sekitar pukul 3 sore tanggal 25 desember 2015 kami segera beranjak dan bersiap pulang menuju ke rumah masing–masing. Karena setiap perjalanan akan terasa sangat membahagiakan jika kita bisa kembali kerumah dengan sehat dan selamat, serta memory yang dipenuhi oleh kenagan indah dalam perjalanan.
Sepanjang jalan menuju ke lokasi mata kita akan dimanjakan oleh keindahan alam yang masih terjaga, disambut ramah oleh warganya, tempat wisata yang masih sangat alami, sangat indah, Jika suatu saat kembali lagi disini, Semoga keindahan alam ini tetap terjaga seiring banyaknya wisatawan yang kemari nantinya. Demikianlah Cerita saya tentang Sampuren Lau Cingkam dan Goa Cendet Liang, Semoga Bermanfaat ^_^..
Contributor by : May Dalimunthe
Posting Komentar untuk "Trip Cadas Sampuren Lau Cingkam dan Goa Cendet Liang"
# Silahkan Anda Berkomentar dengan Baik dan Sopan
# Pesan dilarang Mengandung SARA dan Spam
# Terima Kasih Telah berkunjung di MedanWisata.Com