Memetik Stroberi di Latar Gunung Barus; Nikmat Setelah Tersesat. - "Terkadang, kita harus tersesat terlebih dahulu untuk sampai di tempat yang benar, dan indah."
Quote di atas agaknya benar. Sebab itulah yang terjadi pada kami hari Rabu (30/12) lalu. Pagi jelang siang sekitar pukul sebelas kami bergerak dari Pasar Buah Berastagi. Niatnya mampir ke taman Lumbini terlebih dahulu sebelum pulang ke Medan. Walau sudah mendapat info rute jalannya, Babe (ayahnya anak-anak sekaligus suami tercaem, aheeem) tetap mengaktifkan GPS. Dari arah Berastagi, kami berbelok ke kanan di perempatan yang ada tugu Jeruknya. Kami berjalan santai karena kondisi jalan yang tak terlalu lebar dan agak rusak. Terus menyusuri jalan itu, mata dimanjakan oleh pemandangan perkebunan jeruk dan stroberi. Beberapa kebun memasang plang "Stroberi Petik Sendiri". Hal ini membuat Ririn putri sulung kami tak sabaran untuk singgah.
"Sebentar ya, kak, kita cari Taman Lumbininya dulu," ujar Babe menyabarkan. Dan Babe melongok GPS, "Coba Ma, tengok GPSnya ini, kok kita jadi makin jauh sih?" tanya Babe mulai curiga kita nyasar.
Saya yang aslinya juga buta peta dan tak pernah mendapat nilai di atas 7 untuk mata pelajaran IPS saat sekolah, lebih memilih untuk bertanya pada penduduk. Maka pada seorang Pak Tua yang sedang berleha-leha di beranda rumah (kayaknya Pak Tua itu nggak pernah nonton berita di tivi deh, soalnya wajahnya kelihatan tentram banget nggak ada pening-peningnya hehe), kami bertanya.
"Kau kelewatan jauh. Balik lagi," perintah Pak Tua pada Babe. Lantas seorang anak muda muncul dari dalam rumah dan memberi informasi tambahan, "nanti kalau ada nampak barak bekas pengungsi di sebelah kanan, nah masuk kesitu."
Baiklah, setelah mengangguk disertai ucapan terimakasih, Babe melajukan kembali kendaraan kami. Nah, di saat menuju jalan yang lurus dan benar inilah, Ririn tak sabar lagi untuk memetik stroberi. Maka akhirnya kami mengalah. pada sebuah kebun stroberi dan bunga yang terhampar persis di beranda Gunung Barus, kami berhenti.
"Petik sendiri, sekilo delapan puluh ribu," jawabnya ketika saya bertanya berapa harga untuk sebuah kesenangan memanen buah stroberi yang tak pernah kami tanam sendiri.
Wow. Delapan puluh ribu. Dalam hati saya membatin, kok mahal banget? Tapi alhamdulillah langsung ingat, memangnya, berapa harga pantas yang bisa menebus kebahagiaanmu? Tak ada, sungguh tak ada patokan nominal untuk sebuah kebahagiaan.
Maka siang itu, di bawah mentari yang panasnya digerus angin gunung Barus, Kak Ririn berbahagia menenteng sebuah ember kecil dan mengisinya dengan stroberi merah merona yang ia pilih dan petik sendiri. Saya meminta ijin pada ibu yang terus mengunyah sirih untuk mecicipi satu buah. Dan beliau mempersilakan.
Asam berpadu manis. Segar sekali. Tapi karena dasarnya kami kurang suka buah yang asam, pun karena kebahagiaan lebih kepada proses memetik bukan memamah, maka saya mengingatkan Ririn untuk tidak terlalu banyak memetik, khawatir mubazir.
Mubazir? Bukannya bisa dibagi tetangga untuk oleh-oleh, ya? Ketahuan banget sifat dasar Mamak satu ini pelit ^_^
Hampir setengah ember terisi, Ririn menyerahkan hasil panennya untuk ditimbang. Kalau diperhatikan hasil timbangannya belum pas setengah kilo, tapi kan tadi udah ngicip dua buah, jadi anggap pas saja bayar 40k.
Rasanya seneng banget bisa merasakan sensasi petik dan menikmati buah langsung dari pohonnya. Jadi bagi yang kalut karena Medan begitu semrawut, coba datang ke kebun Gitsu atau kebun-kebun lain yang terhampar di pelataran Barus. Yakin deh, sejuk udara Gunung Barus bakal menebus segala penat lelah. Sampai-sampai, kami lupa jika tengah tersesat. Sungguh, ini adalah pengalaman tersesat yang nikmat.
- Dari Medan, Anda harus berbelok ke arah kiri di perempatan Tugu Jeruk. Ada banyak sekali kebun dan Anda tentukan sendiri akan memetik dimana. Anda bisa sekaligus berwisata religi ke Taman Lumbini setelah piknik di kebun.
- Cuaca cukup dingin, pakailah baju tebal atau jaket terutama bagi anak-anak.
- Bawa bekal snack dan makanan yang cukup karena sejak Tugu Jeruk saya tak melihat ada Rumah Makan, atau usahakan lambung Anda stabil ketika tiba di sini. :)
- Walau mahal, sebisa mungkin jangan ditawar ya harga jeruk/stroberi yang dipetik sendiri. Petani kita kan susah sejahtera dari Pemerintah, jadi kita paling nggak tolong menolong sesekali ini :)
Written By : Wiwik Waluyo (wiwikwaluyo.blogspot.com)
Posting Komentar untuk "Memetik Stroberi di Latar Gunung Barus; Nikmat Setelah Tersesat."
# Silahkan Anda Berkomentar dengan Baik dan Sopan
# Pesan dilarang Mengandung SARA dan Spam
# Terima Kasih Telah berkunjung di MedanWisata.Com