Singgah Sejenak di Museum Huta Bolon Simanindo Samosir - Selalu ada bayangan Indah tentang pulau Samosir. Selalu ada cerita yang menarik untuk didengar. Pulau Samosir selalu membuatku ingin kembali. Karena ada banyak tempat-tempat menarik yang belum ku jamah disana. Beberapa waktu lalu, kesempatan itu datang kembali untuk mengunjungi Pulau Samosir. Kunjungan ke samosir merupakan rangkaian acara Selfie Tour 2017 by OPPO Smartphone.
Simanindo merupakan tujuan kala itu di Pulau Samosir. Simanindo merupakan salah satu kecamatan yang ada di Pulau Samosir. Sekitar jam 9 pagi, kapal wisata pun bersandar di Dermaga Simanindo. Hangatnya mentari menyambut kedatangan kami. Diseberang sana juga terlihat jelas sebuah pulau kecil yang begitu menarik untuk kuseberangi. Pulau kecil tak berpenghuni yang indah dengan pepohonan kelapanya.
Baca Juga : Samosir, Pulau yang Memiliki Sejuta Keindahan
Jadwal Pertunjukan Tarian Batak Tradisional yaitu :
- 10.30 - 11.45
- 11.45 -12.10
- Kecuali Hari Besar/Minggu 11.45 - 12.30
Huta Bolon merupakan nama dari sebuah kampung tua. Huta adalah kampung tradisional orang batak yang dikelilingi oleh benteng dan tanaman pohon bambu guna untuk menghalangi musuh masuk ke dalam kampung tersebut. Huta hanya mempunyai satu pintu gerbang.
Rumah di dalam Huta tersebut berbaris disamping kiri dan kanan dari rumah raja, Rumah Raja dinamai Bolon. Dihadapan rumah Raja didirikan lumbung pada yang diberi nama Sopo. Halaman tengah diantar rumah Bolon dan Sopo, dahulu dipergunakan sebagai Mangalahat Horbo. Adapaun arti dari Mangalahat Horbo adalah untuk acara adat memotong kerbau dan memukul gondang. Ditengah halaman didirikan sebuah Tonggak yang dihias dengan daun-daun yang melambangkan pohon suci (Pohon Beringin). Tonggak tersebut bernama Borotan. Kerbau yang digiring akan disembelih di Borotan tersebut.
Nah, dalam Pesta Adat Mangalahat Horbo ini akan ada Tari-tarian. Ada beberapa nama atau jenis tarian yang dipertunjukan dalam Mangalahat Horbo tersebut, diantaranya :
- Gondang Lae-Lae. Merupakan doa kepada Dewata agar kerbau yang akan diikatkan tidak bertingkah yang jelek sewaktu digiring ke Borotan. Kepercayaan Orang Batak zaman dahulu, bahwa setiap tingkah laku dari kerbau merupakan alamat sesuatu yang baik atau buruk terhadap yang berpesta.
- Gondang Mula-Mula. Yaitu doa kepada Mula Jadi, Dewa pencipta bumi, langit, dan segala isinya agar Dia menganugerahkan putra dan putri, membawa kekayaan, menjauhkan bala dan menyembuhkan segala penyakit kepada yang mengadakan pesta.
- Gondang Mula Jadi. Tari untuk mengatakan bahwa doa telah dikabulkan oleh Dewata atau Tuhan.
- Gondang Shata Mangaliat. Orang yang berpesta menari dengan mengelilingi tonggak atau Borotan penyembelihan kerbau, di mana diikatkan seekor kerbau pada pesta adat. Kerbau tersebut disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan kepada yang berpesta dan kepada mereka yang berhak menerima sesuai dengan adat yang ditentukan.
- Gondang Maralolop-olopan. Kemudian orang yang berpesta saling memberi selamat sesamanya.
- Gondang Siboru. Tarian untuk para pemuda sambil menari datanglah putri yang masing-masing dengan pengharapan agar datang untuk melamarnya.
- Gondang Sidoli adalah Tarian untuk pemudi, sambil menari datanglah seorang pemuda untuk mendekati seorang putri yang dicintainya dan yang didambakannya menjadi istrinya dan sebagai pertanda ia mencintai putri, dia akan memberi sejumlah uang.
- Gondang Pangurason. Roh nenek moyang berpesta datang dan menyusup pada tubuh salah seorang penari dan memberi berkat kepada mereka.
- Tari Bersama. Semua tamu yang diundang diajak menari bersama dengan tuan rumah yang mengadakan pesta tersebut.
- Tortor Tunggal Panaluan. Tari ini diperankan oleh seorang dukun untuk berkomunikasi dengan Dewata Natolu untuk meminta sesuatu seperti hujan, keturunan, atau kesuksesan dalam kehidupan.
- Gondang Sigale-gale. Tari boneka yang terbuat dari kayu mirip dengan manusia. Dimana pada zaman dulu kala ada seorang raja yang hanya mempunyai anak tunggal. Pada suatu saat anak raja tersebut jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Raja sangat sedih menerima musibah tersebut sebab anak yang diharapkan untuk meneruskan cita-citanya (Kerajaannya) sudah tiada. Jadi, untuk meringakan penderitaan Raja dan sekaligus mengenang anaknya, maka Raja memerintahkan rakyatnya untuk mengukir sebuah patung yang sangat mirip dengan anaknya, Dimana kala raja ingin melihat anaknya maka Raja akan mengundang rakyatnya untuk membuat pesta Tarian Sigale-gale. Begitupun saudara perempuan Sigale-gale akan melepaskan kerinduannya dengan menari bersama dengan Sigale-gale
Menarik sekali untuk melihat kebudayaan di Samosir ini, sayang kemarin waktunya tidak banyak, sehingga tidak bisa melihat tarian tersebut. Nah, bagi kalian yang terarik ingin melihatnya sesuaikan waktunya ya sobat. Dan jangan lupa share ke kita. Jadi, buat kalian yang ingin menjelajahi pulau samosir jangan lupa Singgah Sejenak di Museum Huta Bolon Simanindo ini ya.. Salam Jalan-Jalan..^_^..
Posting Komentar untuk "Singgah Sejenak di Museum Huta Bolon Simanindo"
# Silahkan Anda Berkomentar dengan Baik dan Sopan
# Pesan dilarang Mengandung SARA dan Spam
# Terima Kasih Telah berkunjung di MedanWisata.Com