Sport Tourism Festival 2018 - Siapa yang tidak kenal Danau Toba? Bukan hanya di dalam negeri, namun kemasyurannya sudah diakui hingga ke mancanegara. Beribu wisatawan dari berbagai penjuru negeri berbondong-bondong untuk menikmati keindahan Danau Toba dan mengeksplorasi berbagai sudutnya.
Namun ternyata, masih ada saja keindahan Toba yang masih luput dari jangkauan radar wisatawan, Salah satunya adalah Muara, Tapanuli Utara. Tempat ini nyatanya adalah surga budaya dan sisi lain keindahan Danau Toba yang masih sangat alami dan belum banyak dijamah wisatawan.
Berbekal informasi terkait perhelatan akbar bertajuk “Sport Tourism Festival 2018” yang diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 2018, saya beserta teman-teman vlogger, youtuber dan blogger bertolak dari medan menuju Tapanuli Utara, berniat untuk membuktikan keindahan yang dijanjikan Tapanuli Utara.
Tidak berniat untuk rendah hati, Sport Tourism Festival 2018 dilaksanakan langsung di atas bukit gantole Huta Ginjang yang juga merupakan Geosite dan Geopark yang sangat jelas menampilkan keindahan Danau Toba secara gamblang.
Jika kita berdiri di sisi bukit yang menghadap Danau Toba, kita akan menyaksikan Danau Toba membentang lebar seluas mata memandang di pagari bukit-bukit pinus yang tersusun rapat. Tekstur tanah yang berlekuk-lekuk menambah keindahan dan menjadi saksi dan bukti endapan yang berusia jutaan tahun dan merupakan manifestasi letusan gunung api berjuta-juta tahun yang lalu.
Jika kita berdiri di sisi bukit yang menghadap Danau Toba, kita akan menyaksikan Danau Toba membentang lebar seluas mata memandang di pagari bukit-bukit pinus yang tersusun rapat. Tekstur tanah yang berlekuk-lekuk menambah keindahan dan menjadi saksi dan bukti endapan yang berusia jutaan tahun dan merupakan manifestasi letusan gunung api berjuta-juta tahun yang lalu.
Dari tempat istimewa inilah Sport Tourism Festival 2018 dilangsungkan dengan meriah dan mengusung perpaduan antara wisata alam dan olahraga. Festival ini memperlombakan olahraga lari untuk kategori putra dan putri dengan total hadiah senilai 110 Juta Rupiah. Dibuka langsung oleh Bupati Bupati Tapanuli Utara, Drs. Nikson Nababan. M.Si, Sport Tourism Festival 2018 menjadi ajang unjuk wisata bagi Tapanuli Utara.
Nanas Sipahutar – Nanas terbaik di Indonesia
Menikmati festival ini dari berbagai sisi, membawa kita pada stand-stand pameran yang mengenalkan kita pada berbagai keistimewaan Tapanuli Utara, Salah satunya adalah Nanas dari Sipahutar. Nanas ini berukuran besar dan berwarna oranye gelap yang menjadi penanda bahwa nenas tersebut telah siap dikonsumsi.
Seperti yang telah dijelaskan oleh Gindo Simanjuntak , Kades Onan Runggu 1, Kecamatan Sipahutar, Nanas yang berasal dari Desa tersebut memang layak menjadi Nanas No 1 di Indonesia karena sangat manis dan memiliki tekstur buah yang berair.
Nanas ini juga tidak tajam dan meninggalkan rasa gatal di lidah. Saya juga menjadi salah satu pengunjung festival yang tidak henti-henti memakan nanas yang disediakan secara gratis, namun harus saya akui bahwa saya tidak mengalami nyeri di lambung setelah mengkonsumsi buah tersebut.
Nanas ini juga tidak tajam dan meninggalkan rasa gatal di lidah. Saya juga menjadi salah satu pengunjung festival yang tidak henti-henti memakan nanas yang disediakan secara gratis, namun harus saya akui bahwa saya tidak mengalami nyeri di lambung setelah mengkonsumsi buah tersebut.
Bapak Gindo Simanjuntak menjelaskan bahwa Sipahutar memang terkenal sebagai Desa Agrowisata Nenas, berkebun nanas memanglah merupakan pekerjaan utama masyarakat di Sipahutar dan juga merupakan pekerjaan turun-temurun di dalam keluarga. Namun kedepannya, Sipahutar ingin berkomitmen untuk berkembang dan tidak hanya menghasilkan nenas dalam bentuk buah bentah namun juga berbagai olahan panganan nenas.
Kopi Sibadak Tapanuli Utara
Masih berada di deretan stand pada Sport Tourism Festival 2018, ada juga stand pameran yang menampilkan olahan kopi nikmat khas Tapanuli Utara. Kopi khas Taput ini cenderung beraroma asam namun cita rasanya tidak terlalu asam setelah diseduh. Butiran- butiran kopinya digiling dengan sempurna dan menguarkan aroma harum yang menggugah pengunjung untuk mencobanya secara langsung.
Salah satu coffee shop yang juga ikut memeriahkan Sport Tourism Festival 2018 adalah PARKOPI yang memiliki salah satu gerai di Jalan Sisingamangaraja No 193 Tarutung. Mencicipi Kopi Sibadak PARKOPI, saya menyadari bahwa kopi ini cukup nyaman di perut, rasa yang tertinggal di lidah juga cukup ringan.
PARKOPI juga merupakan salah satu destinasi nongkrong paling hits di Tarutung, Tapanuli Utara untuk anak muda yang ingin menghabiskan waktu sore sambil bersantai menikmati secangkir kopi. Karena bukan hanya menu kopinya yang istimewa, PARKOPI juga menawarkan suasana coffee shop yang nyaman dan hommie.
Pemandian Air Panas Haneni
Tidak hanya memiliki kuliner yang membanggakan, Tapanuli Utara juga memiliki destinasi wisata air panas yang menjanjikan. Pemandian Air Panas Haneni namanya, memiliki konsep pemandian yang cukup modern. Tidak hanya menyediakan kolam-kolam air panas terbuka yang memungkinkan pengunjung bersantai dan berendam air panas sambil memandang bintang gemintang langit malam, Haneni juga menyediakan kolam air panas tertutup yang lebih mengutamakan privasi pengunjung.
Kolam air panas juga tersedia dalam berbagai tingkatan suhu panas. Panasnya air yang menyentuh kulit menimbulkan sensasi seolah dipijat lembut. Salah satu yang menarik, Pemandian Air Panas Haneni tidak menguarkan aroma telur busuk khas belerang, mekipun memiliki kandungan belerang yang berkhasiat.
Selain menyediakan kolam air panas, pemandian Air Panas Haneni juga memiliki Restoran terbuka yang didominasi warna coklat dan berwarna coklat tua. Restoran ini sangat ideal sebagai tempat beristirahat bagi pengunjung yang telah selesai memanjakan tubuh dengan rendaman air panas.
Desa Tenun, Papande, Pulau Sipandang
Bertandang ke Tapanuli Utara, tidak lengkap pastinya tanpa mengunjungi Pulau Sibandang, salah satu pulau eksotis yang menjadi tempat berkumpulnya pengrajin ulos tradisional. Desa Tenun Ulos ini bernama Desa Papande, berada di salah satu sisi Pulau Sibandang yang tenang.
Pengrajin yang tengah menenun tersebut cukup ramah dan lugas menjawab pertanyaan terkait proses penenunan. Beliau mengaku bahwa beliau hanya mampu menghasilkan dua lembar selendang ulos dengan benang putar selama satu minggu. Namun harus diakui bahwa ulos yang dihasilkan sangat rapi dan motifnya juga sangat rapat.
Jika berkunjung ke pulau ini, wisatawan jangan lupa untuk menyiapkan amunisi untuk membeli ulos, karena ada banyak motif dan ukuran dengan variasi harga yang sangat bersahabat dan pastinya sayang untuk dilewatkan.
Homestay Tradisional Desa Bintangpariama
Last but not Least, kali ini kami menghabiskan malam di homestay yang terletak di Desa Bintangpariama, Silali Torua. Homestay ini merupakan hunian warga yang mayoritas bermarga Siregar. Namun yang menarik, rumah-rumah yang menjadi hunian homestay berbentuk rumah adat batak lengkap dengan ukiran-ukiran gorga terukir di dinding kayunya yang didominasi warna coklat.
Masyarakat di Desa Bintangpariama sangat ramah dan menyambut kami dengan tangan terbuka. Meskipun tinggal bersama, pemilik rumah sangat mengutamakan privasi kami sebagai pengunjung. Beberapa kali bahkan tuan rumah menawarkan beberapa fasilitas yang ada dirumahnya terkait listrik dan lampu.
Text & Foto : Ayu - Diah
Posting Komentar untuk "Sport Tourism Festival 2018 : Saatnya Wisata Tapanuli Utara Unjuk Dikenal Dunia"
# Silahkan Anda Berkomentar dengan Baik dan Sopan
# Pesan dilarang Mengandung SARA dan Spam
# Terima Kasih Telah berkunjung di MedanWisata.Com